Penelitian Kuantitatif
Metode Kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran
secara obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran,
setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator.
1.
Masalah
Pada dasarnya penelitian itu dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat memecahkan masalah.
Masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah
dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan.
a.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah.
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui
pengumpulan data. Setiap rumusan masalah harus didasarkan pada masalah.
b.
Bentuk-bentuk
Rumusan Masalah
1)
Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu
rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap beberapa variabel
mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih. Contoh:
Bagaimanakah
sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri Berbadan Hukum?
2)
Rumusan masalah komparatif
Rumusan
komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu
variabel atau lebih pada dua atu lebih sampel yang berbeda, atau waktu yang
berbeda. Contoh:
Adakah perbedaan prestasi belajar
antara murid dari sekolah negeri dan swasta?
3)
Rumusan masalah asosiatif
Rumusan
asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Contoh:
Hubungan simetris: Adakah hubungan
antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak?
Hubungan kausal: Adakah pengaruh
pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa?
Hubungan
interaktif/reciprocal/timbal balik: Adakah hubungan antara motivasi dan
prestasi belajar anak SD di Kecamatan A?
2.
Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
a.
Variabel
Bebas (Independent Variable)
Variabel independen atau variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel terikat.
b.
Variabel
Tergantung (Dependent Variable)
Variabel dependen atau variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas.
c.
Variabel
Moderat (Moderate Variable)
Variabel
moderat adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.
d.
Variabel
Intervening
Variabel
intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diukur dan diamati.
e.
Variabel
Kontrol
Variabel
kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel independen terhadapa dependen tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti.
3.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dengan kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, Karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban empirik dengan data.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian
hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis statistic itu ada bila
penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel,
maka tidak ada hipotesis statistik.
Contoh
hipotesis penelitian:
Tidak
terdapat perbedaan prestasi belajar antara Sekolah Negeri dan Swasta. (untuk
populasi).
Contoh
hipotesis penelitian yang mengandung hipotesis statistik:
Terdapat
perbedaan signifikan antara semangat belajar anak dari keluarga petani dan
nelayan. (petani dan nelayan adalah sampel).
a) Karakteristik hipotesis yang baik:
1)
Merupakan dugaan terhadap keadaan
variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan
merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. (Pada umumnya
hipotesis deskriptif tidak dirumuskan).
2)
Dinyatakan dalam kalimat yang jelas,
sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
3)
Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan
dengan metode-metode ilmiah.
b) Jenis-jenis
hipotesis
Secara garis
besar terdapat dua jenis hipotesis, yaitu berdasarkan tingkat abstraksi dan
bentuknya. Hipotesis menurut abstraksi, antara lain:
1 Hipotesis
yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris
2 Hipotesis
yang berkenaan dengan model ideal
3 Hipotesis
yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel
Hipotesis menurut bentuknya, antara lain:
1 Hipotesis
penelitian/kerja, yaitu anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang
sedang dikaji. Peneliti menganggap benar hipotesisnya yang kemudian akan
dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan mempergunakan data
yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Misal: Ada hubungan antara
krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
2 Hipotesis
operasional, yaitu hipotesis yang bersifat obyektif. Peneliti merumuskan hipotesis
tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan
obyektifitasnya, bahwa hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar
setalah diujidengan menggunakan data yang ada. Peneliti memerlukan hipotesis
pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut
hipotesis nol (H0). H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada hipotesis
penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya
hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama
melakukan penelitian. Misal: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi
dengan jumlah orang stress.
3 Hipotesis
statistik, yaitu jenis hipotesis yanf dirumuskan dalam bentuk notasi statistik.
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti tehadap populasi dalam
bentuk angka-angka (kuantitatif). Misal : H0:r =0; atau H0: p= 0
c) Uji
hipotesis
Hipotesis yang
sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Pengujian ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima. Jika H1 diterima maka H0 ditolak.
Dalam membuat hipotesis ada dua jenis kekeliruan yang kadang dibuat oleh
peneliti, yaitu:
a.
Menolak
hipotesis yang seharusnya diterima. Kesalahan ini disebut kesalahan alpha (α)
b.
Menerima
hipotesis yang seharusnya ditolak. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan beta
(β)
4.
Data
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi
kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan
kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan
validitas dan reabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan
dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Data adalah
bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan
yang menunjukkan fakta. Perolehan data harus relevan artinya data yang ada
hubungannya dengan masalah penelitian, mutakhir artinya data yang diperoleh
masih hangat dibicarakan dan diusahakan oleh orang pertama (data primer). Data
yang sudah memnuhi syarat perlu diolah. Pengolahan data merupakan kegiatan
terpenting dalam proses dan kegiatan penelitian.
Jenis data menurut jenisnya ada dua, yaitu:
a.
Data
primer, yaitu data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data tidak
tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data dicari
melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden.
b.
Data
Sekunder, yaitu data yang sudah tersedia sehinggak kita tinggal mencari dan
mengumpulkan. Data sekunder dapat didapatkan dari perpustakaan, perusahaan,
organisasi, biro pusat statistik dan kantor-kantor pemerintah.
Teknik
pengumpulan data:
a.
Interview (wawancara)
-
Wawancara terstruktur
-
Wawancara tidak terstruktur
b.
Kuesioner (angket)
c.
Observasi
-
Observasi berperanserta
-
Observasi nonpartisipan
-
Observasi terstruktur
-
Observasi non terstruktur
Daftar Rujukan
Daftar Rujukan
Riduwan. 2005. Skala
Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Sarwono, J. 2006. Metode
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Sugiyono. 2009. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar